Sunday, December 23, 2012

Singapore


Biasanya kami ke Singapore hanya untuk transit atau seminar-seminar, baru kali ini kami sengaja mengadakan liburan ke negara tetangga ini. Liburan ini sudah kami rencanakan jauh-jauh hari karena tahu pasti mahal ke sini. Tiket airasia saya pesan sejak September lalu, itu pun pakai salah satu kartu kredit yang memberikan bagasi gratis 20kg untuk pemegang kartunya. Setelah tiket terbayar bulan berikutnya, sekitar akhir Oktober lalu, saya booking kamar via internet. Hehehhe.... dicicil dikit-dikit pemesanannya agar gak terlalu berat bayarnya.

Kemarin siang kami sudah di Bandara Bandung sejak jam 12.30. Hujan lebat menyeliputi Bandung. Pemberangkatan pesawat kami tertunda hingga jam 17. Seperti anak-anak yang lain, si Bilah juga sudah mulai gelisah, bosan, dan sebagainya. Akhirnya berangkat juga.... Dan ini menjadi liburan kami bertiga setelah akhir 2008 kami ke Bali, sebelum akhirnya mas Agus pindah ke Bali tahun 2009.

Tiba di Singapore sudah jam 20 waktu setempat. Melalui pintu imigrasi tampak antrian panjang. Saya berdiri di depan Bilah dan mas Agus. Saat itu kami bisik-bisik aja... "Wah ibu nanti dikira TKW ya" :D Paspor hijau saya baru dan masih bersih tidak ada visa negara lain yang menempel, karena setiap perjalanan ke LN biasanya untuk dinas / pakai paspor biru. Baru kali ini aja jalan-jalan pribadi, jadi tidak perlu kuatir lah. Di paspor Bilah sudah ada tertempel visa Inggris dan Jerman. Visa Jerman yang ditempel tahun 2010 mengalami satu kali kesalahan, oleh Kedutaan Jerman pernah ditempel visa orang lain dengan foto orang yang berbeda tentunya. Akibat kesalahan kedutaan itu, maka setiap lewat pintu Imigrasi, selalu banyak pertanyaan untuk Bilah. Jadi dia agak kuatir kalau lewat imigrasi. Di paspor mas Agus ada visa Jerman, China, dan beberapa visa negara lain yang pernah dia kunjungi untuk dinas, namun menggunakan paspor hijau.

Setelah 20 menit menunggu antrian panjang, tiba giliran saya ke depan meja imigrasi. Petugasnya wanita seperti keturunan India, berbadan kekar dengan "tampang dingin" hehe... tapi wajah-wajah seperti itu sepertinya memang wajah petugas imigrasi hihi... Tanpa pertanyaan apa-apa, sekali lirik antara foto paspor dan wajah saya di depannya, dia mempersilahkan saya lewat. Saya masih menunggu sekitar 20 meter dari meja tadi, melihat Bilah maju ke meja itu dan lewat.... Kami berdua menunggu mas Agus maju ke meja itu, sudah dicap....ehhh... tiba-tiba si ibu itu memanggil rekannya dan mempersilahkan mas Agus masuk ke ruang pemeriksaan di dalam bandara. Lhoo?

Saya dan Bilah terheran-heran. Waduhh gawat, ada apa sih? Padahal ransel ada di dia, bukti bagasi di boardingpass ada di dia, bukti pemesanan hotel juga ada di dia, boarding pass untuk pulang juga ada di dia. Panik dikit tapi yakin aja karena gak merasa bersalah. Lewat bbm saya hubungi dia:
T : Kenapa yang?
J : Gak tahu nih. Petugasnya nanya-nanya aja. Gak jelas kenapa.
Saya bilang ke dia, kami ambil bagasi ya. Kira-kira 10 menit kemudian dia jalan keluar dari ruang pemeriksaan Imigrasi tanpa tahu kenapa tiba-tiba dijegat di meja imigrasi bandara Singapore. Hehe... saya bilang mungkin nama Agus itu pasaran.... mulai dari nama tukang bakso, sampai pejabat, dan sampai yang kerjaannya teroris juga ada nama Agus. Hahaha....

Ya sudah lah... pengalaman kita melewati meja imigrasi :D Malam mingguan kami makan nasi Beriyani Ayam Sambal di pinggir jalan Middle Rd. di dekat hotel. Porsi besar..... hehehe... Lupakan diet nih :D


Diposting di Singapore, 23 Desember 2012.

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

<< Home