Thursday, March 30, 2006

Menjelang 6 tahun di Jerman (1)

Tepatnya tanggal 4 April 2000 saya menginjakkan kaki di Frankfurt setelah terbang pertama kali (naik pesawat Lufthansa) selama 15 jam dari Jakarta. Inilah pertama kali saya merasa melihat dunia hehe.. norak ya. Tapi itulah kenyataannya.

Setelah lulus SMA cita-cita saya cuma satu... masuk ITB , ntah ada apa disana sebenernya ya... karena kakak-kakak saya sudah kuliah disana sebelumnya. Alhamdulillah tercapai. Lulus dari S1 tahun 1989 cita-cita saya menikah umur 25 tahun... alhamdulillah Allah mendengar dan mengabulkan kembali doa saya. Setelah itu... hmmm sempat bingung mau ngapain ya.. hehe.. Dengan seijin suami saya melanjutkan S2 dan menjadi dosen di Bandung. Setelah menjadi dosen hmm... saya punya cita-cita sekolah lagi ke luar negeri. Banyak lamaran beasiswa saya sebar setelah lulus S2 tahun 1997 dan memiliki Bilah.

Tahun 1998 saya masih gagal mendapatkan beasiswa. Semua lamaran ditolak. Sedih? Sudah pasti. Tapi saya pasrah aja, saya pikir Allah memberikan yang terbaik. Mungkin Bilah masih terlalu kecil untuk saya tinggalkan saat ini, begitu prasangka positif kepadaNya yang mengatur hidup.

Tidak putus asa, tahun 1999 saya kembali menebar banyak lamaran beasiswa. Ada 2 negara yang bersedia menerima saya, namun saya memilih Jerman. Dengan mendapat beasiswa DAAD saya masih harus kursus bahasa Jerman di Jakarta. Dengan demikian saya masih menambah waktu bisa mendampingi Bilah yang kala itu masih 3 tahun.

Tahun 2000, menjelang keberangkatan saya ke Jerman, banyak sekali yang menimbulkan pertanyaan di pikiran saya. Yang pertama adalah gimana ya terbang naik pesawat itu? waktu bayi sih pernah dibawa ibu dan bapak ke Bali, tapi namanya bayi... mana terasa sih. Waktu take off pertama kali... wow... ternyata enak ya terbang itu hihi.. norak, lihat ke bawah melulu. Melihat indahnya kota Jakarta dan Singapore diwaktu malam dari atas.

Makanan di pesawat ternyata tidak terlalu bermasalah buat saya. Sebelumnya ada pelajaran tentang kebudayaan Jerman, yang tentu saja saya pahami benar-benar berhubung saya orang asing yang memang akan 'asing' di negara orang. Yang paling aneh adalah saat minum, dan saya meminta air (penerbangan Frankfurt-Bremen), ternyata yang diberikan adalah air soda. Hihi.. belum suka saat itu, namun karena haus ya udah diminum saja :D sambil nyengir hehehe...

Saat akan mendarat di Frankfurt... wow ternyata ada yang lebih indah lagi. Saya menjulukinya untaian manik-manik penghias kain hitam saat melihat Frankfurt dari atas diwaktu subuh. Lampu-lampu jalan membentuk satu garis dan bercabang-cabang, sedangkan kotanya bagai bunga dan motif lainnya, sementara hamparan lainnya hanya gelap yang terlihat. Subbahanallah indahnya... dah Allah mengijinkan saya melihat indahnya dunia.

Serasa bermimpi melihatnya. (bersambung)