OP (2)
Jadi ceritanya... (hehehe... pembukanya kok gini ya. biar deh...) 2 hari sebelum pulang ke Indonesia yang mendadak dan cuma 2 minggu itu, gigi geraham paling belakang sebelah kiri sakit. Gak sakit banget sih, ya sakit aja. Cuma karena sudah harus terbang, saya tunda aja deh ke dokter giginya.
Beberapa hari di Indonesia, gigi ini baik-baik saja, tidak sakit dan tidak menimbulkan masalah :D Eh... di hari minggu terakhir tgl 2 Juli tepatnya, mulai jam 11 malam tuh gigi geraham paling belakang sebelah kanan sakit bukan main... suaaakiitttt... Herannya kok jadi sebelah kanan nih yang sakit. Malam itu gak bisa tidur. Sakit bangettt... Karena dirumah gak punya obat, saya sikat gigi sekali lagi, minum air putih, alhamdulillah bisa tidur dan besoknya gak sakit lagi. Beruntung deh karena paginya saya harus ke Jakarta.
Jumat kemarin saat kembali ke Hamburg, eh mendadak si gigi kanan sakit lagi. Tidak sesakit malam itu di Indonesia, tapi cukup bikin kepala punyeng. Akhirnya saya telpon ke dokter gigi minta termin dan diberi waktu senin pagi.
Senin pagi ke dokter gigi, si bu dokter bilang... 2 gigi geraham ini posisinya jelek, kondisi giginya juga sudah tidak bagus lagi. Seketika itu diberi surat pengantar ke dokter lain dan diberitahu harus operasi. Operasi?? sempat heran karena kok operasi ya? Tapi ya gak banyak nanya... saya bawa aja surat pengantar dan kartu nama dokter yang dirujuk. Setelah dilihat-lihat kartu namanya... dokter Constantine ini tampaknya dokter bedah mulut.
Setelah saya telpon ketempat prakteknya, suster yang menerima bilang saya bisa datang hari Selasa jam 11. Selasa besok? wah cepat amat nih.... Si suster jawab lagi... 'Iya Selasa besok, langsung operasi ya'. Duerr.. kaget dan bikin deg-degan. Trus panik lagi soalnya dengar cerita-cerita teman-teman cabut gigi belakang ini paling sakit dan sengsara.
Hikss.. sampai hari Selasa jam 10 pagi, ragu-ragu mau berangkat. Takut duluan dibilang operasi. Dengan semangat yang tersisa, berangkat juga deh ke Alster. Sesampai di sana, ruangannya lebih besar dari ruang praktek dokter, diterima seorang suster dan disuruh menunggu sambil mengisi formulir pernyataan operasi. Masih gak kepikir gimana sih operasinya?
Jam 11 tepat sesuai termin dapat panggilan masuk ke ruang periksa, duduk di kursi periksa dokter gigi biasa. Si bapak dokter langsung melihat kondisi gigi sesuai rujukan dokter gigi saya sebelumnya. Dia langsung bilang... 'hari ini yang kanan dulu ya, minggu depan yang kiri'. Ohhh.. 2x ? Waduh gak kebayang deh. Saya iya aja deh. Sekarang anastesi dulu... 2 suntikan di rongga mulut, pertama dengan mulut agak menutup, yang kedua suntikan dengan mulut terbuka lebar. Ntah apa ya pengaruh posisi mulut ini?
Setelah itu saya dipersilahkan kembali ke ruang tunggu. Tak sampai 5 menit, seorang suster yang lain memanggil saya dan mengantarkan ke ruang Operasi. OP Raum tertulis dipintu ruangnya. Begitu masuk.....
Saya diminta meletakan tas bawaan dan melepas kacamata. Dipersilahkan tidur di meja eh atau dipan operasi. Seperti operasi biasa dengan lampu besar diatasnya. Tidur terlentang disitu (tanpa lepas sepatu). Si suster menutup kepala dan badan dengan kain penutup seperti layaknya operasi-operasi di film-film. Trus dia meninggalkan saya beberapa lama.... duhhh makin ngeri dengan keadaan ini.
Si dokter masuk dan dengan bantuan seorang suster itu dia mengambil gigi belakang. Oh ya.. karena saya penakut hehehe.. saya memejamkan mata aja tanpa tahu pakai alat apa. Tidak sampai 5 menit... selesai deh. Hanya 1 kapas yang dimasukan ke mulut dan si dokter bilang... 'tunggu sampai asisten saya selesai menjelaskan segala sesuatunya ke anda ya'. Sambil menjabat tangan, beliau langsung keluar ruangan.
Si asisten membersihkan semua bekas darah di bibir, kemudian memberikan 4 buah tablet yang harus diminum, jadwal kontrol hari Jumat besok sambil menentukan kapan yang kiri harus dicabut juga. Total... 20 menit kemudian keluarlah saya dari ruang semacam klinik itu. Bedanya dengan dokter gigi biasa... disitu ada ruang-ruang OP lainnya selain ruang periksa. Operasinya termasuk cepat dan sebenarnya tidak sesakit yang diceritakan teman-teman lain. Ntah karena dokternya yang beda, sistem anastesinya, atau stamina saya ya?
Setelah bius hilang... sakitnya cuenuttt deh... Baru deh terasa sakit. Sampai dirumah saya buang kapasnya dan minum obatnya. Hasilnya sepanjang sore hingga malam tidur melulu. Sempat masak sup untuk makan malam.
Saat sakit seperti ini, si Bilah masih aja nanya... 'Warum bist du nicht frohlich?' (Kenapa kok gak tampak senang?). Deuhh... gimana mau frohlich kalau sakit gigi toh nak. Hehehe.... untung bapaknya baik bisa nemenin anaknya lagi :D Sttt... bangun tidur sih sempat ada bekas iler (hihi....) dan merah darah. Dilihat-lihat kayak vampire abis nyedot darah deh... hehehehehe....
Alhamdulillah pagi ini sudah pulih, gak berdarah lagi. Sudah semangat lagi. Makan banyak... hehehe.... dan yang pasti dah cengar-cengir lagi. Tadi sempat telpon ke Lessy dibilang... 'kayak penyiar radio suaranya mbak' hahaha... maklum Les mulutnya susah dibuka, jadi suaranya rada-rada merdu ya hihihi...
Jadi ternyata tidak semenakutkan yang diceritakan orang kok. Siap satu gigi lagi? hehehehehe.... kalau boleh memilih sih gak usah aja. Sayangnya... tidak ada pilihan lain nih selain dicabut juga. Apa boleh buat....
---- Jagalah kesehatan gigi dan mulut ----
pesan sponsor tanpa promosi pasta gigi, yang tetap harus diingat sepanjang hidup :D
Beberapa hari di Indonesia, gigi ini baik-baik saja, tidak sakit dan tidak menimbulkan masalah :D Eh... di hari minggu terakhir tgl 2 Juli tepatnya, mulai jam 11 malam tuh gigi geraham paling belakang sebelah kanan sakit bukan main... suaaakiitttt... Herannya kok jadi sebelah kanan nih yang sakit. Malam itu gak bisa tidur. Sakit bangettt... Karena dirumah gak punya obat, saya sikat gigi sekali lagi, minum air putih, alhamdulillah bisa tidur dan besoknya gak sakit lagi. Beruntung deh karena paginya saya harus ke Jakarta.
Jumat kemarin saat kembali ke Hamburg, eh mendadak si gigi kanan sakit lagi. Tidak sesakit malam itu di Indonesia, tapi cukup bikin kepala punyeng. Akhirnya saya telpon ke dokter gigi minta termin dan diberi waktu senin pagi.
Senin pagi ke dokter gigi, si bu dokter bilang... 2 gigi geraham ini posisinya jelek, kondisi giginya juga sudah tidak bagus lagi. Seketika itu diberi surat pengantar ke dokter lain dan diberitahu harus operasi. Operasi?? sempat heran karena kok operasi ya? Tapi ya gak banyak nanya... saya bawa aja surat pengantar dan kartu nama dokter yang dirujuk. Setelah dilihat-lihat kartu namanya... dokter Constantine ini tampaknya dokter bedah mulut.
Setelah saya telpon ketempat prakteknya, suster yang menerima bilang saya bisa datang hari Selasa jam 11. Selasa besok? wah cepat amat nih.... Si suster jawab lagi... 'Iya Selasa besok, langsung operasi ya'. Duerr.. kaget dan bikin deg-degan. Trus panik lagi soalnya dengar cerita-cerita teman-teman cabut gigi belakang ini paling sakit dan sengsara.
Hikss.. sampai hari Selasa jam 10 pagi, ragu-ragu mau berangkat. Takut duluan dibilang operasi. Dengan semangat yang tersisa, berangkat juga deh ke Alster. Sesampai di sana, ruangannya lebih besar dari ruang praktek dokter, diterima seorang suster dan disuruh menunggu sambil mengisi formulir pernyataan operasi. Masih gak kepikir gimana sih operasinya?
Jam 11 tepat sesuai termin dapat panggilan masuk ke ruang periksa, duduk di kursi periksa dokter gigi biasa. Si bapak dokter langsung melihat kondisi gigi sesuai rujukan dokter gigi saya sebelumnya. Dia langsung bilang... 'hari ini yang kanan dulu ya, minggu depan yang kiri'. Ohhh.. 2x ? Waduh gak kebayang deh. Saya iya aja deh. Sekarang anastesi dulu... 2 suntikan di rongga mulut, pertama dengan mulut agak menutup, yang kedua suntikan dengan mulut terbuka lebar. Ntah apa ya pengaruh posisi mulut ini?
Setelah itu saya dipersilahkan kembali ke ruang tunggu. Tak sampai 5 menit, seorang suster yang lain memanggil saya dan mengantarkan ke ruang Operasi. OP Raum tertulis dipintu ruangnya. Begitu masuk.....
Saya diminta meletakan tas bawaan dan melepas kacamata. Dipersilahkan tidur di meja eh atau dipan operasi. Seperti operasi biasa dengan lampu besar diatasnya. Tidur terlentang disitu (tanpa lepas sepatu). Si suster menutup kepala dan badan dengan kain penutup seperti layaknya operasi-operasi di film-film. Trus dia meninggalkan saya beberapa lama.... duhhh makin ngeri dengan keadaan ini.
Si dokter masuk dan dengan bantuan seorang suster itu dia mengambil gigi belakang. Oh ya.. karena saya penakut hehehe.. saya memejamkan mata aja tanpa tahu pakai alat apa. Tidak sampai 5 menit... selesai deh. Hanya 1 kapas yang dimasukan ke mulut dan si dokter bilang... 'tunggu sampai asisten saya selesai menjelaskan segala sesuatunya ke anda ya'. Sambil menjabat tangan, beliau langsung keluar ruangan.
Si asisten membersihkan semua bekas darah di bibir, kemudian memberikan 4 buah tablet yang harus diminum, jadwal kontrol hari Jumat besok sambil menentukan kapan yang kiri harus dicabut juga. Total... 20 menit kemudian keluarlah saya dari ruang semacam klinik itu. Bedanya dengan dokter gigi biasa... disitu ada ruang-ruang OP lainnya selain ruang periksa. Operasinya termasuk cepat dan sebenarnya tidak sesakit yang diceritakan teman-teman lain. Ntah karena dokternya yang beda, sistem anastesinya, atau stamina saya ya?
Setelah bius hilang... sakitnya cuenuttt deh... Baru deh terasa sakit. Sampai dirumah saya buang kapasnya dan minum obatnya. Hasilnya sepanjang sore hingga malam tidur melulu. Sempat masak sup untuk makan malam.
Saat sakit seperti ini, si Bilah masih aja nanya... 'Warum bist du nicht frohlich?' (Kenapa kok gak tampak senang?). Deuhh... gimana mau frohlich kalau sakit gigi toh nak. Hehehe.... untung bapaknya baik bisa nemenin anaknya lagi :D Sttt... bangun tidur sih sempat ada bekas iler (hihi....) dan merah darah. Dilihat-lihat kayak vampire abis nyedot darah deh... hehehehehe....
Alhamdulillah pagi ini sudah pulih, gak berdarah lagi. Sudah semangat lagi. Makan banyak... hehehe.... dan yang pasti dah cengar-cengir lagi. Tadi sempat telpon ke Lessy dibilang... 'kayak penyiar radio suaranya mbak' hahaha... maklum Les mulutnya susah dibuka, jadi suaranya rada-rada merdu ya hihihi...
Jadi ternyata tidak semenakutkan yang diceritakan orang kok. Siap satu gigi lagi? hehehehehe.... kalau boleh memilih sih gak usah aja. Sayangnya... tidak ada pilihan lain nih selain dicabut juga. Apa boleh buat....
---- Jagalah kesehatan gigi dan mulut ----
pesan sponsor tanpa promosi pasta gigi, yang tetap harus diingat sepanjang hidup :D
3 Comments:
kayaknya gigi graham blakang orang indo di eropah pada dicabutin ya. aku jg begitu mbak.dah dicabut. gelonya lagi, aku kesana naek sepedah. plg dr rs, efek anastesi masih ada ! jd mo ngguling dari seepdah dan mo muntah pulak. tuh, zaman kawinan tahun2 pertama emang penuh adaptasi. marco pengenyya aku kuat, gak cengeng dan manja minta antar jemput segala (ama dia disarankan naik bis ke rs, tp aku takut nyasar, mendign naek sepedah). wah, kl inget jadul tuh, bener2 dah. kemana2 sendiri dan harus bisa. skrg sih marco dah paham, suka nganterin, malah nawarin.
salam kenal aja deh
met nunggo OP kedua,..
Post a Comment
<< Home