Kalau jauh ....
Kalau kita jauh dan keluarga atau teman ada yang tertimpa musibah, apa yang bisa kita lakukan selain mendoakannya agar selalu dalam lindungan Allah? Ini cerita pengalaman saya berhubungan dengan mbak Rini di Yogya sejak kejadian gempa tektonik, 27 Mei 2006 hari Sabtu lalu di Yogya.
Sabtu pagi setelah gempa terjadi, sebisa mungkin saya mencari info tentang gempa dan history kejadian gempa di selatan Jawa itu. Update informasi saya kirimkan melalui sms. Ada rasa bersyukur bahwa masih bisa komunikasi walaupun cuma lewat sms. Pagi itu benar-benar pertama kali seperti mengkomando orang harus berbuat ini, siapkan itu, jaga-jaga ini itu untuk menghadapi kemungkinan gempa berikut dan persiapan menjelang malam, kemungkinan listrik padam dan persediaan makanan menipis. Sampai pukul 15.00 WIB hubungan masih bisa dilakukan. SMS terakhir hari itu pukul 11 waktu Hamburg (16 WIB) tidak lagi dapat terkirim. Mulai nih ikutan gelisah karena hubungan terputus. Setiap saat update website detik.com dan usgs.govuntuk mendapatkan informasi terbaru. Sampai malam hari saya tidak dapat menghubunginya lagi :(
Minggu pagi, kembali ada sms masuk dari mbak Rini. Kali ini meminta informasi apakah gempa susulan masih akan ada. Saya hanya bisa mengingatkan (berdasarkan studi dulu) kalau gempa susulan masih akan ada hingga seminggu atau dua minggu kemudian, tapi dengan intensitas makin kecil. Mulailah balas membalas sms berjalan hari Minggu kemarin. Dari cerita mbak Rini... isu-isu tentang gempa besar berikutnya mulai muncul, isu tsunami sudah tidak ada lagi, isu ini itu... membuat orang-orang makin ketakutan. Duhhh... kok ya ada orang yang menyebar isu dalam keadaan darurat semacam itu ya? Belum lagi orang-orang yang menyimpan bantuan makanan yang dia bagikan untuk kepentingannya sendiri, tanpa berbagi ke korban lainnya. Sampai jam 12 malam WIB mbak Rini masih menyetir mobilnya sendiri bersama beberapa orang teman membagi-bagikan nasi bungkus dari bahan makanan yang mereka punya. Miris dengar ceritanya tentang orang-orang berebut makanan yang dibagi-bagikan karena memang sangat kurang. Seharian hari Minggu itu berbalas-balasan sms, tentang rumah kontrakan dia yang walaupun tidak sampai roboh, tapi retak-retak dan seperti siap ambruk, sehingga dari smsnya ini 'aku ngungsi nang omahe Ajeng.. Mut. Kontrak ane luwih elite, bangunane ajeg hehehe' ternyata dia mengungsi juga ke rumah keponakannya yang mengontrak di daerah lain, dan tinggal bersama ibunya. Minggu malam ... tinggal ketakutan yang dihadapi, ketakutan gempa susulan, ibu dan anaknya tidak mau ditinggal sendiri, sementara dia ingin membantu tapi masih belum jernih memikirkan darimana harus dimulai.
Ntah kenapa SMS berikutnya tentang barang-barang kebutuhan korban dia kirimkan ke saya. Padahal dia pasti tahu saya tak mungkin datang membantu atau membawanya ke sana :( 'Seprei, makanan instant, air minum, pakaian.... perlu banget nang kene Mut. Darah korban, basah hujan perlu diganti'. Nah ntah gimana awalnya... tiba-tiba saya teringat seorang teman (MT) yang baru saja berkunjung ke Hamburg awal bulan Mei lalu. Saat menginap dirumah kami, MT bercerita tentang koordinasi atas nama BUMN yang dia lakukan untuk bantuan kejadian di Aceh dulu. Sempat memperlihatkan foto-foto dokumentasinya. Seketika itu juga saya kirim sms ke MT lagi, menanyakan apakah dia akan terjun juga membantu ke Yogya seperti waktu ke Aceh. Jawabannya... 'kemungkinan besok, tapi belum pasti sih. kenapa?' . Dengan sedikit mengabaikan kata kemungkinan, saya balas sms-nya ... 'Berangkat dong.., nitip tolong tengok mbak Rini, dia bilang perlu bantuannya ....ini...ini.. ini..'. Sekarang baru saya sadar... wah berarti saya nyuruh dia 'harus' berangkat ya hehehe... Tapi malam itu gak terpikir begitu sih. Cuma ingat ama mbak Rini dan sepertinya 'diantara sadar dan bingung' apa sih yang harus dilakukan. Pernah kan ngalami begitu kalau tiba-tiba terjadi sesuatu?
Alhamdulillah besoknya (Senin sore) MT benar-benar bisa ke Yogya. Saya berikan no hp masing-masing... dan koordinasi berjalan. Dari cerita mbak Rini dan MT di hari Senin dan Selasa... sudah banyak yang bisa mereka lakukan. Sampai hari ini... setiap pagi dan malam sebelum tidur (sudah pagi berikutnya... biasanya kegiatannya sampai jam 1-2 dini hari) mbak Rini masih menyempatkan diri memberi kabar ke saya. Kalau toh dia tidak sms, biasanya saya yang sms atau telpon menanyakan kabarnya. Dari ceritanya.... 'Hari ini bantuan banyak datang, tenaga banyak datang, tapi korban jauhhhhh lebih banyak daripada yang ada disini'. Suaranya terdengar lelah.... 'Duhh.. psikolognya kelelahan ya mbak' kata-kata yang bisa bikin dia sedikit tertawa.
Kira-kira apa lagi yang bisa kita lakukan kalau kita jauh dari orang yang tertimpa musibah selain mendoakan dan menyumbang secara finansial dari jauh? Bicara saja tak cukup, apa lagi di blog gini ya... Ini sekedar curahan hati sendiri saat teman menghadapi musibah dan saya jauh darinya.
== Ya Allah berikanlah kekuatan lahir dan batin bagi para korban dan juga relawan-relawannya ==
Sabtu pagi setelah gempa terjadi, sebisa mungkin saya mencari info tentang gempa dan history kejadian gempa di selatan Jawa itu. Update informasi saya kirimkan melalui sms. Ada rasa bersyukur bahwa masih bisa komunikasi walaupun cuma lewat sms. Pagi itu benar-benar pertama kali seperti mengkomando orang harus berbuat ini, siapkan itu, jaga-jaga ini itu untuk menghadapi kemungkinan gempa berikut dan persiapan menjelang malam, kemungkinan listrik padam dan persediaan makanan menipis. Sampai pukul 15.00 WIB hubungan masih bisa dilakukan. SMS terakhir hari itu pukul 11 waktu Hamburg (16 WIB) tidak lagi dapat terkirim. Mulai nih ikutan gelisah karena hubungan terputus. Setiap saat update website detik.com dan usgs.govuntuk mendapatkan informasi terbaru. Sampai malam hari saya tidak dapat menghubunginya lagi :(
Minggu pagi, kembali ada sms masuk dari mbak Rini. Kali ini meminta informasi apakah gempa susulan masih akan ada. Saya hanya bisa mengingatkan (berdasarkan studi dulu) kalau gempa susulan masih akan ada hingga seminggu atau dua minggu kemudian, tapi dengan intensitas makin kecil. Mulailah balas membalas sms berjalan hari Minggu kemarin. Dari cerita mbak Rini... isu-isu tentang gempa besar berikutnya mulai muncul, isu tsunami sudah tidak ada lagi, isu ini itu... membuat orang-orang makin ketakutan. Duhhh... kok ya ada orang yang menyebar isu dalam keadaan darurat semacam itu ya? Belum lagi orang-orang yang menyimpan bantuan makanan yang dia bagikan untuk kepentingannya sendiri, tanpa berbagi ke korban lainnya. Sampai jam 12 malam WIB mbak Rini masih menyetir mobilnya sendiri bersama beberapa orang teman membagi-bagikan nasi bungkus dari bahan makanan yang mereka punya. Miris dengar ceritanya tentang orang-orang berebut makanan yang dibagi-bagikan karena memang sangat kurang. Seharian hari Minggu itu berbalas-balasan sms, tentang rumah kontrakan dia yang walaupun tidak sampai roboh, tapi retak-retak dan seperti siap ambruk, sehingga dari smsnya ini 'aku ngungsi nang omahe Ajeng.. Mut. Kontrak ane luwih elite, bangunane ajeg hehehe' ternyata dia mengungsi juga ke rumah keponakannya yang mengontrak di daerah lain, dan tinggal bersama ibunya. Minggu malam ... tinggal ketakutan yang dihadapi, ketakutan gempa susulan, ibu dan anaknya tidak mau ditinggal sendiri, sementara dia ingin membantu tapi masih belum jernih memikirkan darimana harus dimulai.
Ntah kenapa SMS berikutnya tentang barang-barang kebutuhan korban dia kirimkan ke saya. Padahal dia pasti tahu saya tak mungkin datang membantu atau membawanya ke sana :( 'Seprei, makanan instant, air minum, pakaian.... perlu banget nang kene Mut. Darah korban, basah hujan perlu diganti'. Nah ntah gimana awalnya... tiba-tiba saya teringat seorang teman (MT) yang baru saja berkunjung ke Hamburg awal bulan Mei lalu. Saat menginap dirumah kami, MT bercerita tentang koordinasi atas nama BUMN yang dia lakukan untuk bantuan kejadian di Aceh dulu. Sempat memperlihatkan foto-foto dokumentasinya. Seketika itu juga saya kirim sms ke MT lagi, menanyakan apakah dia akan terjun juga membantu ke Yogya seperti waktu ke Aceh. Jawabannya... 'kemungkinan besok, tapi belum pasti sih. kenapa?' . Dengan sedikit mengabaikan kata kemungkinan, saya balas sms-nya ... 'Berangkat dong.., nitip tolong tengok mbak Rini, dia bilang perlu bantuannya ....ini...ini.. ini..'. Sekarang baru saya sadar... wah berarti saya nyuruh dia 'harus' berangkat ya hehehe... Tapi malam itu gak terpikir begitu sih. Cuma ingat ama mbak Rini dan sepertinya 'diantara sadar dan bingung' apa sih yang harus dilakukan. Pernah kan ngalami begitu kalau tiba-tiba terjadi sesuatu?
Alhamdulillah besoknya (Senin sore) MT benar-benar bisa ke Yogya. Saya berikan no hp masing-masing... dan koordinasi berjalan. Dari cerita mbak Rini dan MT di hari Senin dan Selasa... sudah banyak yang bisa mereka lakukan. Sampai hari ini... setiap pagi dan malam sebelum tidur (sudah pagi berikutnya... biasanya kegiatannya sampai jam 1-2 dini hari) mbak Rini masih menyempatkan diri memberi kabar ke saya. Kalau toh dia tidak sms, biasanya saya yang sms atau telpon menanyakan kabarnya. Dari ceritanya.... 'Hari ini bantuan banyak datang, tenaga banyak datang, tapi korban jauhhhhh lebih banyak daripada yang ada disini'. Suaranya terdengar lelah.... 'Duhh.. psikolognya kelelahan ya mbak' kata-kata yang bisa bikin dia sedikit tertawa.
Kira-kira apa lagi yang bisa kita lakukan kalau kita jauh dari orang yang tertimpa musibah selain mendoakan dan menyumbang secara finansial dari jauh? Bicara saja tak cukup, apa lagi di blog gini ya... Ini sekedar curahan hati sendiri saat teman menghadapi musibah dan saya jauh darinya.
== Ya Allah berikanlah kekuatan lahir dan batin bagi para korban dan juga relawan-relawannya ==
9 Comments:
Tenang Put, semua pasti bisa di atasi, cuma ya emang sekarang pikiran lg kusut en takut jd semua2x spt lama, nungguin bantuan yg kl kt liat di Indo berbelit2x. Kesel jadinya ya, tp semua tuhan yg atur jeng, en kalo Dia yg atur pasti semua beres, tul gak?
Take care ya.
Iya... semua kan datangnya dari Dia jg ya Yul.
Barusan dapat sms nih dr mbak Rini '..capek Mut, pengin nangis, gak semua tercover, mana ada drop2an preman dan maling ke yogya ...'
Duhh kok ya tega gitu lho... :((
Put..yang kamu lakukan sekarang sama persis yagn aku buat waktu musibah tsunami kemarin hanya perintah jarak jauh tapi ternyata efektive lah..email kemana-mana bahwa suatu daerah perlu ini dan itu dll...sayangnya kali ini ntah kenapa line komunikasi lagi sangat jelek dari malaysia ke indonesia...aku sampe putus asa, pengalaman teman yang di munich dan chichago...waktu tsunami kemarin mereka berhasil mengumpulkan banyak dana disana...nah...bagusnya kita bantu perdaerah aja...jadi kalo Putri di hamburg ada teman-teman yang mau bantu...bisa aja koordinir..terus ntar...pilih satu kawasan di jogja yang kita anggap patut mendapat bantuan,,,kalo tidak bisa over lapping...ada yang dapat bantuan banyak tapi ada yang tidak dapat langsung....Dalam situasi ini yang penting kita jangan emosional..kalo emosional...Salam buat mbak Rini nya yah...
yg jauh emang cuma bisa mendoakan mbak, plus usaha penggalangan dana, lumayan kan kalo di LN bisa dapat gede.
insya allah akhir juli or awal agustus, masih ada yg harus diberesin mbak, ikutan pulang yuk,...
setuju banget mbak...aku juga cuma bisa do'a aja buat mereka.
insya Allah, kekuatan tetap pada relawan-relawan yang berpelung keringat dan juga air mata disana yah, mbak... Aku jg ikut prihatin banget...
Menyambung dari mama Raushan, waktu kita di muenchen, memang ada organisasi org2 indo disana mengumpulkan dana di central station, mbak. Dan juga beberapa kali kerjasama dengan salah satu mall, alhamdulillah penggalangan dana yang di bahnhof seharinya bisa 50-100 euro. Dan di mall kita juga punya program anak asuh.... Mudah-mudahan di Hamburg juga ada hal yang sama yah, mbak... at least meringankan derita saudara-saudara kita....
hanya bisa bantu doa mbak, mudah2an bantuan yg masuk beneran nyampe ke orang yg membutuhkan. gak skeptis tapi bete baca penyimpangan di lapangan, orang2 yg masih sempet mengambil keuntungan dari kebuntungan orang lain :(
+++ tika
Very pretty site! Keep working. thnx!
»
Your website has a useful information for beginners like me.
»
Post a Comment
<< Home