Sunday, May 13, 2007

Ibu

Sudah jadi seorang ibu? Belum...? Minimal pasti (pernah) punya Ibu :D

Ternyata menjadi seorang ibu itu sulit. Pernah saya tulis pekerjaan sebagai ibu rumah tangga jauh lebih sulit dari pada program yang harus saya pikirin pakai otak, lebih diplomatis daripada bernegosiasi dalam bisnis, dan juga lebih berat daripada tukang angkut sampah. Ketiga perumpamaan itu sudah pernah saya lakukan, jadi benar-benar bisa menilai perbandingannya :D

---


Matematika itu sulit ya... saat pekerjaan yang harus saya geluti berhubungan dengan persamaan hidrodinamika 3 dimensi dengan 5 variabel bebas yang harus diselesaikan dengan persamaan numerik, dimana kestabilan diskretisasi numeriknya juga berperanan. Belum lagi mengenai syarat batas, asimilasi data, dan... menuliskan jurnal yang paling pusing... Nah terkesan rumet kan? Tapi lama kelamaan kita jadi terbiasa dan mudah.

Ternyata menjadi seorang ibu rumah tangga itu lebih punyeng lho awalnya. Apalagi buat orang seperti saya yang dulu waktu kecilnya tidak pernah... bener nih.. tidak pernah memasak. Saat pertama di Jerman dan saya harus memasak sendiri, bingung.. seberapa sih garamnya ya? diapakan dulu ya? duhh ... banyak perhitungan-perhitungan yang ternyata tidak dapat diterapkan di dapur :D

"Mbak.. masak sih uang beasiswa segitu abis belum sebulan?"
"Abis Mut... paling mung 3 minggu-an"
"Coba-coba diitung lagi toh kalau mau ngeluarin uang..."
"Gak iso ngono Mut. Bayang no karo Ninok mlaku-mlaku... trus Ninok pengin mangan opo jajan. Gak tego gak nukoke sing Ninok pengin"

Itu pembicaraan saya dan mbak Rini saat tahun 2001-an. Saat itu saya masih tinggal sendiri di Hamburg. Dengan beasiswa yang sama mbak Rini hidup berdua bersama Ninok anaknya semata wayang. Ntah kenapa selalu per bulan beasiswanya habis. Dia selalu bilang kalau ada anak itu lain dan kadang tidak bisa diperhitungkan. Hmm...

Tahun 2003 Bilah datang ke Hamburg. Walaupun tidak semua keinginan anak terpenuhi, saya juga tidak sampai kekurangan uang beasiswa, tapi saya hitung-hitung memang banyak faktor lain setelah ada anak. Mulai dari kebutuhannya, kegiatannya..., acara jalan-jalan... semuanya berubah total. Ada salah satu sisi baiknya tinggal di Jerman dengan adanya asuransi kesehatan, kalau tiba-tiba sakit kami tidak pusing kepalang ke dokter atau beli obat, apalagi anak-anak semua akan terbayar oleh asuransi. Gimana kalau di Indonesia? :D


Yang penting buat dicatat kalau dah punya anak... kadang perhitungan keuangan bisa tiba-tiba meleset.

---

Bernegosiasi soal proyek atau pekerjaan bisa kita perhitungkan sebelumnya, berapa untung berapa ruginya. Kalau pekerjaan jauh apa saja yang harus kita keluarkan. Tambahan gaji bisa kita negosiasikan dengan boss. Kalau proyek... tawaran ini itu bisa kita negosiasi dengan si empunya pekerjaan. Kalau pekerjaan kita sedang banyak dan kita perlu waktu untuk keluarga, bisa kita negosiasi juga dengan teman sejawat. Intinya mudah diatur asal sosialisasi kita baik.

Gimana dengan anak?

Mungkin saya salah satu ibu yang tidak melewati detail dengan melihat sendiri perkembangan anak sendiri antara umur 3-5 tahun, karena waktu itu saya sudah di Jerman. Namun dari cerita-cerita Ibu, saya mengikuti perkembangan Bilah. Bilah sudah bisa ini, bisa itu... dia nakal begini..begitu... semuanya cuma laporan dari Ibu saya via telepon. Saya baru menyadari ternyata semua anak hampir sama kelakuan dan perkembangannya dari membaca blog teman-teman yang anak-anaknya lebih kecil dari Bilah.

Saat Bilah sampai di Hamburg.... duhh satu yang saya terlewatkan yaitu hubungan emosional. Saya tahu dia sudah bisa ini, bisa itu,... tapi saat dia diminta untuk itu dia berbuat seperti tak pernah bisa. Kadang sifat pemalunya mengalahkan segalanya dan itu membuat pusing dengan apa yang harus dilakukan. Bernegosiasi dengan anak dengan mendekatkan hubungan emosional yang pernah terputus ternyata tidak cuma perlu memeras otak, tapi juga perasaan, emosi, dan lainnya... Sambil berjalan... sambil saya mencoba kembali mengingat saya sebagai seorang anak dulu, mengingat bagaimana ibu saya mengatasi kenakalan atau keunikan yang saya punyai atau saya lakukan, mengingat emosi saya saat saya masih kanak-kanak.

Berdiplomasi dengan anak ternyata memerlukan kenangan kita sebagai anak, baik kenangan fisik, jiwa, emosi, maupun perasaan kita sebagai anak-anak.

---

Saat mendapat pekerjaan cleaning service di perusahaan percetakan, pekerjaan yang terberat adalah buang sampah kertas. Kadang bisa sampai 2-3 karung plastik besar berisi majalah-majalah yang beratttt... selama 1-2minggu. Itu pun buangnya bisa saya cicil sedikit demi sedikit sesuai kekuatan saat itu.

Sebagai Ibu apakah seberat itu?
Kalau buang sampah bisa dicicil sesuai kemampuan, tapi pekerjaan sebagai ibu pasti tidak bisa dicicil baik secara kuantitas, kualitas, maupun waktu.

Sejak bayi Bilah punya kebiasaan main di malam hari. Hmm bukan malam, tepatnya dini hari mulai dari jam 11 malam hingga jam 4-5 pagi, sehabis adzan subuh baru dia tertidur. Mungkin jam tidurnya salah. Pernah dicoba diusahakan tidak tidur siang hari agar malamnya bisa tidur enak, tapi ternyata tetap saja dia bangun dini hari. Akibatnya setiap hari jam tidur saya juga sehabis subuh sampai jam 9-10 pagi. Karena itu waktu Bilah kecil, saya tidak pernah mau mengajar pagi hari...hihi.. jam tidur.

Pernah satu hari dia sakit agak parah. Seharian hanya mau digendongan saya, tidak mau duduk, tidak mau tidur, maunya digendong sambil jalan-jalan. Walaupun berat tapi tetap saya lakukan, bahkan sempat dalam kantuk, hampir aja kami jatuh di tangga karena dia ingin naik ke lantai atas dan turun lagi ke bawah.

Banyak hal dan banyak pekerjaan... yang seberat apapun, sesulit apapun, semalas apapun harus tetap dilakukan, bahkan kadang tak bisa ditunda nanti-nanti.

---

Saya jadi teringat ibu saya. Dulu pernah saya cerita di modblog, sayangnya tulisan itu hilang dengan hilangnya modblog. Kapan-kapan ditulis lagi deh. Seberat apapun yang dilakukan dan dipikirkan ibu saya, ternyata ibu tidak pernah mengeluh. Bahkan hingga akhir hayatnya beliau masih mengasuh Bilah. Satu keinginannya yang tidak terpenuhi sepanjang hidupnya dan sering dikatakan ke saya adalah jalan-jalan ke Bali :( dan itu saya ingat terus.

Saya yakin banyak cerita ibu-ibu lain yang lebih berat harus ditanggung, yang harus dipikirkan, dan dilakukan. Tapi saya yakin juga pada akhirnya ibu-ibu tidak merasakan seperti yang saya tulis di atas, bahkan tidak terpikirkan bahwa seberat itu pekerjaannya. Bisa jadi tidak merasa bahwa ada hari ibu :D

Sampai saat ini saya salut dan kagum pada satu pekerjaan yaitu sebagai Ibu Rumah Tangga. Sampai saat ini pun saya merasa belum menjadi ibu yang baik, masih belajar terus menjadi ibu mengikuti perkembangan anaknya. Satu hal yang saya pelajari dari Ibu saya adalah:

Waktu sekolah, kuliah, dan bekerja bisa berakhir, tapi waktu menjadi seorang ibu tidak pernah berakhir, 24 jam sehari, 7 hari seminggu, bertahun-tahun sampai akhir hayat.

Happy Mother's Day


Ein schönen Muttertag!!! Wünsch ich dir!!!
(ditulis Bilah di atas kartu bergambar hati warna merah yang diselipkan diantara dua bunga merah dan putih hadiah hari ini untuk ibunya)

Labels: , , ,

18 Comments:

At 5:09 PM, Blogger Inayah said...

sama juga mbak...masih banyak kekurangan kita sebagai ibu rumah tangga ya...seneng gak sendirian punya perasaan kayak gini.

 
At 1:26 AM, Anonymous Anonymous said...

betul banget.jadi ibu memang pekerjaan yang gak mudah...makannya surga dibawah telapak kaki ibu yah....

 
At 3:49 AM, Blogger mom4kids said...

Memang rumit ya mbak jadi ibu , ternyata semua ibu sama ya , selalu merasa masih banyak kekurangan sbg ibu walaupun telah berusaha melakukan yg terbaik buat anak2nya ..., kalau di renungi setiap tahun tidak hanya anak kita yg tambah dewasa tapi kitanya juga ( bertambah bijak maksud saya ) , karena tiap tahun kita di hadapkan dalam fase2 yg berbeda sesuai dengan usia anak2 kita ..

Mudah2an semakin

 
At 10:50 AM, Anonymous Anonymous said...

Happy Mothers day ya Mba'
emang jadi Ibu itu berat banget ya....tapi kalau kita lakukan dengan santai dan enjoy ngga terasa juga kok mba...yach smoga kita menjadi Ibu terbaik utk orang2 yang kita kasihi ...amin..

 
At 1:01 PM, Blogger Rich said...

baru kerasa gimana susahnya seorang ibu mendidik anak setelah saya jadi ibu,...padahal saya dulu suka rada2 nakal sama ibu... ibu... maafkan aku...

 
At 3:59 PM, Blogger liza said...

mba putri makasih yah mba shering nya, iya apalagi pas lagi "sapning tinggi" ke anak sebetul nya banyak yang bikin adem, terutama kalo inget kelakuan waktu kita kecil ke ortu, cuma yah.... emang ga gampang jadi ibu yang baik hihihi

 
At 1:12 PM, Anonymous Anonymous said...

From Aree,

gambaran kecil dari smua detail kegiatan ibu, masih untung ada mesin cuci. Masih untung hidup diJerman (sory gak ngolokin yg ini). Alhamdulillah, smua Allah dah atur sesuai dengan ketahanan mahlukNya.Yang paling agung dari pekerjaan sebagai ibu adalah membentuk keluarga yg sakinah mawaddah wa rahmah dan mengarahkan anak menjadi seorang yg taat beragama dan menomer satukan agama dalam segala kondisi kehidupan.Smoga Allah menambah ilmu tentang hal tersebut,dan tetaplah menjadi istri yg tawadhu' pd suami dan ibu yg baik bagi keturunanmu. ( Jadilah Ibu yang Baik menurut agamamu )

 
At 4:25 PM, Anonymous Anonymous said...

Matematika itu sulit ya... saat pekerjaan yang harus saya geluti berhubungan dengan persamaan hidrodinamika 3 dimensi dengan 5 variabel bebas yang harus diselesaikan dengan persamaan numerik, dimana kestabilan diskretisasi numeriknya juga berperanan. Belum lagi mengenai syarat batas, asimilasi data, dan... menuliskan jurnal yang paling pusing... Nah terkesan rumet kan? Tapi lama kelamaan kita jadi terbiasa dan mudah << pusssiiiing yang ini saya kagak narti mbaaak.

 
At 7:22 PM, Blogger indie said...

***speechless*** (membayangkan beratnya menjadi ibu).
Kalau menjadi istri aja udah cukup berat, jadi seorang ibu pasti lebih berat lagi tanggung jawabnya. Ingat sewaktu kecil, bapak pergi bertugas selama hampir 3 tahun. Ibu saya mengurus bayi 6 bulan dan seorang balita, plus mengajar di dua sekolah hingga sore untuk biaya hidup sehari-hari. Harus pindah-pindah rumah kontrakan hampir 4 kali. Kagummmm. Dan sedihnya aku selalu lupa kalo hari ibu di Indo itu tgl 22 Desember, huaaaaaa....
Btw, kadonya Bilah cantik deh

 
At 5:37 AM, Blogger Lia said...

Terima Kasih tulisannya...kerasa, sangat2 kerasa. Belajar yang tidak pernah berhenti, belajar menjadi Ibu.

 
At 9:46 AM, Anonymous Anonymous said...

Tulisannya bagus banget Mbak.. Aku juga sering merasa belum jadi ibu yang baik :).

Naila dulu juga kayak Bilah, suka begadang. Mana jadwal kerjaku kan fixed, jadi sering ngantuk di kantor.. hehehehe...

 
At 7:05 PM, Blogger Alex Ramses said...

Hmm,,, untuk Alex gak mungkin jadi ibu:D Tapi pahalanya gede loh jadi ibu, perjuangannya yang tak terilai demi kesuksesan anak2nya dan kesetiaan serta kasih sayangnya kepad akeluarga, beratnya tugas dan tanggung jawab. Pokoknya Ibu memang TOp.

Btw, tadi yagn dibicarakan soal nulis jurnal, persamaan numerik dan whatever tadi itu,, gak nyambugn sama sekali hahaha.

 
At 4:18 AM, Blogger Bimo Septyo Prabowo said...

salam ke3nal?

 
At 7:23 AM, Blogger Story Time said...

Baca tulisannya jadi keinget pengalaman pribadi. Happy mothers' day juga, mbak Putri.
Sering liat nama mbak Putri di blog2 lain dan tau mbak Putri pertama kali dari blog-nya Lessy (titip salam ke dia yah, mbak), baru sekarang ini nih aku bisa tinggalin komen, sebelumnya mental terus. Lam kenal yah...:D.

 
At 5:48 PM, Anonymous Anonymous said...

Tulisannya bener bagus Mbak Muti. Aku terharu ngebayangin keinginan ibunya mbak Muti pengen pergi ke Bali ...
Semoga beliau bahagia di dalam surgaNya.

Nug

 
At 9:46 AM, Anonymous Anonymous said...

Dulu saat masih bekerja, sepertinya enak banget membayangkan teman yang ibu rumah tangga. Sampai disini dan sekarang setelah saya mengalami menjadi ibu rumah tangga yang bener2 full di rumah tidak dinyangka, ternyata kerjanya berat banget..hampir2 semua pekerjaan tidak akan henti2nya selesai dan selalu bertambah dan bertambah, dan anehnya pekerjaan itu tidak kelihatan hasilnya.Kadang saya berfikir lebih baik kerja di daripada jadi FTM, namun semuanya kini berangsur saya nikmati dan jalani dengan niat dan dijalani dengan senang hati.Salut buat ibu yang bekerja dan ibu rumah tangga yang tidak menggunakan jasa (maaf)PRT.

Mama Safa

 
At 1:17 PM, Anonymous Anonymous said...

Sebelum menjadi Ibu, saya gak tau sama sekali bertapa beratnya menjadi seorang Ibu. Pas udh jadi Ibu...hm...baru deh kerasa...setelah melewati masa2 peralihan, akhirnya secara alamiah, kekuatan & kesabaran itu terbentuk dgn sendirinya. Mudah2n kita semua bisa menjadi Ibu yang terbaik unt org2 yg kita cintai :D

 
At 1:14 PM, Anonymous Anonymous said...

Mbak,
saya pernah loh seharian muter2 carrefour sama emak ku. mumpung abis gajian....
"emak mau apa ? tinggal bilang aja, pasti dah Rudi beliin..."
Udah lama2 muter, akhirnya cuma beli kacang kedele doang.
Gak apa2, yang penting emak Gua seneng =)

 

Post a Comment

<< Home