Wednesday, May 30, 2007

Rencana dan Jalan Hidup

Banyak sekali rencana yang sudah menumpuk di otak..., oh ya nanti mau begini, mau begitu,... ntar ke sana ya.. ke situ ya..., ntar kita begini.. begitu ya... Mungkin itulah kebiasaan kita sebagai manusia. Banyak maunya, banyak keinginannya, dan pasti semua yang enak-enak dong ya.

Namun memang manusia itu hanya bisa berencana, berusaha dan berdoa. Keputusan selanjutnya adalah yang punya hidup. Hanya Dia lah yang pada akhirnya menentukan jalan hidup kita mau kemana, bagaimana, dan dimana.

Jadi....???
Kita ikuti saja apa yang telah ditakdirkan olehNya... Insya Allah memang yang terbaik buat kita.
---

Demikian juga buat kami, hari ini mas Agus sudah Abgeben (menyerahkan disertasinya) ke Fakultas. Insya Allah 6 minggu berikutnya sidang S3-nya.. alhamdulillah selesai juga pekerjaan panjangnya. Tinggal selangkah lagi untuk sidang. Doain ya...

Namun hari ini juga buat saya tiba-tiba kesempatan yang udah ada didepan mata dibatalkan. Kecewa?? Pasti ada sedikit. Tapi yang terpikir kemudian adalah takdir dan yang terbaik bagi kami.

Insya Allah jalan hidup dan perjuangan kami masih panjang.... Mohon doanya aja. Saatnya bagi kami bikin list panjang apa yang harus dilakukan dalam 3 bulan ke depan ini... mulai dari Kündigung.... beberes Wohnung, beberes pekerjaan di Hamburg, ngepak-ngepak... dan siap-siap pulang ke tanah air.

Yuk ah... menikmati Hamburg


Labels: ,

Wednesday, May 23, 2007

Jajaran Genjang


Obyek Foto di Hamburg

Gedung berbentuk Jajaran Genjang ini adalah salah satu obyek foto yang menarik (lagi) di Hamburg. Kalau Eropa terkenal dengan bangunan kunonya yang indah, di sepanjang Sungai Elbe kini makin banyak bangunan baru dan bergaya modern.

Melengkapi foto dan sedikit cerita di atas bisa diklik di blog koleksi foto.

Labels:

Friday, May 18, 2007

Vatertag... Hari Bapak

Kemarin, 17 Mei 2007 adalah Vatertag... gantian kalau beberapa hari sebelumnya adalah Muttertag (Hari Ibu), maka kemarin adalah Hari Ayah.. Hari Bapak... Apak..gitu kalau Bilah manggil bapaknya atau saya manggil bapak saya. Nah... biar adil kali ini saya juga nulis tentang peran seorang bapak di rumah, tentunya diluar pekerjaan sebagai pencari nafkah keluarga ya.

Setelah menikah, saya dan mas Agus ini sering banget pisahan hihihi... masalahnya... dia ini kerja di Jakarta, sementara saya di Bandung aja. Dulu banyak orang sering nanya, kenapa kami mau pisahan... atau banyak juga yang menawarkan saya pindah ke Jakarta atau dia pindah ke Bandung. Gak tahu ya.. kami santai aja menjalani hari-hari itu. Jumat malam sampai Senin subuh mas Agus di Bandung. Sementara hari-hari kerja dia ada di Jakarta.

Dengan waktu yang sedikit itu kami berusaha mengatur waktu. Waktu Bilah umur 2 tahun, bangun pagi di hari Sabtu... pernah Bilah bertanya... 'Itu siapa sih bu yang tidur di bawah?' hehehe... Percaya gak.. anak seumur gitu tidak ingat ayahnya jika tidak hadir setiap hari :D Pengenalan dan penjelasan bisa diterima Bilah dalam waktu hitungan jam.

Juga ada cerita teman saya, seorang bapak dengan 2 anak. Anak pertamanya berumur 7 thn, sementara saat anak ke-2 nya lahir saat dia sudah di Jerman, dan baru berkunjung ke rumahnya di Indonesia saat anak ke-2nya berumur 2 tahun. Pertama kali tiba dirumah si kakak yang mengenal ayahnya tentu saja langsung memeluk dan berteriak kegirangan. Lain dengan si adik... si adik sempat ragu dan bertanya ke kakaknya...'Mas, siapa sih Om itu?' hehehe.. Ayahnya tak dikenali, sehingga dipanggil Om. Pengenalan kembali setelah 2 tahun tentunya memerlukan waktu yang lebih lama untuk si anak merasa yakin bahwa itu adalah ayahnya. Bahkan beberapa hari sang ayah selalu dipanggil Om oleh anak ke-2nya.

Saya pernah menulis tentang kenangan masa kecil. Kalau dilihat video klip itu... mengingatkan saya bahwa anak tumbuh dan banyak belajar tentang sesuatu dari sang ayah. Mulai dari belajar naik sepeda, saya waktu kecil belajar mengenal alam, jalan-jalan,.. suka kemping,... mengenal tanaman,... berenang ... semua karena bapak saya. Hmm... juga semangat sekolah.. dan sekolah... :D

Bilah sekarang?? Mulai dari suka iseng kalau dipotret... seperti foto mereka berdua itu, sampai keahliannya memadukan warna, menggambar, terampil bikin ini itu, bagus cara motret dan kutak katik foto, bahkan sekarang si Bilah mulai suka otak-atik komputer... semua juga karena Apaknya ini :D Sampai-sampai mereka berantemnya tuh juga sama deh cara godainnya... sampai ribut... sampai ibunya yang jadi sebel. Kalau rumah kami ramai ribut.. bukan saya ama mas Agus yang berantem, tapi si Bilah dan bapaknya nih... masing-masing gak mau ngalah. Heran kan? hehehehe...

---

Saya jadi berpikiran... ternyata memang seorang anak memerlukan kehadiran kedua orang tuanya. Apa ya jadinya kalau tidak ada Bapak yang membesarkan anak-anaknya? Sayangnya saya kurang bisa mengungkapkan dalam kata-kata. Tapi yang pasti saya melihat banyak hal dalam kehidupan yang anak-anak pelajari dari sang bapak.

Bagaimana yang jadi single parent? Hmm... tidak semuanya juga gagal mendidik anaknya sendiri. Boleh dibilang mbak Rini itu berhasil mendidik Ninok tanpa sang Ayah di rumah mereka. Mereka hidup berdua, tapi semua kegiatan Ninok bisa ter-cover ama ibunya. Saya amati... caranya sang ibu mempertahankan faktor psikologis bahwa si A adalah ayahnya dan menjelaskan ke Ninok mengapa mereka berpisah, tentang variasinya pilihan hidup, dan Ninok tetap menghormati sang ayah. Bagaimana belajar hal-hal yang biasa dilakukan dengan ayah seperti cerita si Bilah? Mbak Rini melakukannya dengan mendekatkan si anak ke keluarga teman-temannya yang utuh, kadang dititipkan 1-2 hari untuk memperkenalkan bahagianya keluarga sempurna yang terdiri dari ayah dan ibu, agar si anak tetap tahu bahwa itulah sebaik-baiknya keluarga.

---

Bagaimana orang Jerman menyambut Vatertag kemarin? Ini sedikit cerita hasil jalan-jalan kemarin di Hamburg saat berlayar ke Finkenwerde menjemput Bilah dirumah Dinda.

Seorang bapak mengajak anak perempuannya umur 6 tahun bermain kartu di atas kapal. Sebentar kemudian sang anak meminta es krim, sementara sang bapak mengeluarkan termos kecil berisi kopi. Sang anak meminta agar dia boleh menuangkan termos berisi kopi panas ke cangkir bapaknya dan sang bapak mengijinkan. Tuangan pertama sudah bisa diduga... kopi tumpah walaupun tak banyak. Sang bapak dengan santainya membersihkan tumpahan kopi di meja, meminum kopi dicangkirnya dan meminta sang anak menuangkannya lagi. Tuangan ketiga sang anak berhasil menuangkan kopi ke cangkir tanpa tumpah... deuhhh begitu bahagianya si anak dan sang bapak pun tersenyum. Hal sepele yang saya pelajari dari mereka berdua.

Cerita lainnya... pria muda Jerman banyak mengisi acara Vatertag dengan minum-minum bahkan sampai mabok. Hmm... kalau acara Muttertag ramai-ramai orang shopping... maka kalau Vatertag kenapa diisi dengan mabok-mabok ya?

Na ja...

Andere Länder andere Sitten...(= setiap bangsa punya kebiasaan yang berbeda) begitu kata lagu yang sering dinyanyikan si Bilah di sekolah.

---

Di rumah kami sendiri... tidak ada perayaan khusus baik pada peringatan Muttertag atau pun Vatertag... Semua hari seperti hari-hari lainnya... Biasa saja.

Ada yang memperingati Vatertag kemarin? Jangan-jangan emang banyak yang gak tahu ya..hihi... atau berbeda tanggal di negara lain?

Labels: ,

Sunday, May 13, 2007

Ibu

Sudah jadi seorang ibu? Belum...? Minimal pasti (pernah) punya Ibu :D

Ternyata menjadi seorang ibu itu sulit. Pernah saya tulis pekerjaan sebagai ibu rumah tangga jauh lebih sulit dari pada program yang harus saya pikirin pakai otak, lebih diplomatis daripada bernegosiasi dalam bisnis, dan juga lebih berat daripada tukang angkut sampah. Ketiga perumpamaan itu sudah pernah saya lakukan, jadi benar-benar bisa menilai perbandingannya :D

---


Matematika itu sulit ya... saat pekerjaan yang harus saya geluti berhubungan dengan persamaan hidrodinamika 3 dimensi dengan 5 variabel bebas yang harus diselesaikan dengan persamaan numerik, dimana kestabilan diskretisasi numeriknya juga berperanan. Belum lagi mengenai syarat batas, asimilasi data, dan... menuliskan jurnal yang paling pusing... Nah terkesan rumet kan? Tapi lama kelamaan kita jadi terbiasa dan mudah.

Ternyata menjadi seorang ibu rumah tangga itu lebih punyeng lho awalnya. Apalagi buat orang seperti saya yang dulu waktu kecilnya tidak pernah... bener nih.. tidak pernah memasak. Saat pertama di Jerman dan saya harus memasak sendiri, bingung.. seberapa sih garamnya ya? diapakan dulu ya? duhh ... banyak perhitungan-perhitungan yang ternyata tidak dapat diterapkan di dapur :D

"Mbak.. masak sih uang beasiswa segitu abis belum sebulan?"
"Abis Mut... paling mung 3 minggu-an"
"Coba-coba diitung lagi toh kalau mau ngeluarin uang..."
"Gak iso ngono Mut. Bayang no karo Ninok mlaku-mlaku... trus Ninok pengin mangan opo jajan. Gak tego gak nukoke sing Ninok pengin"

Itu pembicaraan saya dan mbak Rini saat tahun 2001-an. Saat itu saya masih tinggal sendiri di Hamburg. Dengan beasiswa yang sama mbak Rini hidup berdua bersama Ninok anaknya semata wayang. Ntah kenapa selalu per bulan beasiswanya habis. Dia selalu bilang kalau ada anak itu lain dan kadang tidak bisa diperhitungkan. Hmm...

Tahun 2003 Bilah datang ke Hamburg. Walaupun tidak semua keinginan anak terpenuhi, saya juga tidak sampai kekurangan uang beasiswa, tapi saya hitung-hitung memang banyak faktor lain setelah ada anak. Mulai dari kebutuhannya, kegiatannya..., acara jalan-jalan... semuanya berubah total. Ada salah satu sisi baiknya tinggal di Jerman dengan adanya asuransi kesehatan, kalau tiba-tiba sakit kami tidak pusing kepalang ke dokter atau beli obat, apalagi anak-anak semua akan terbayar oleh asuransi. Gimana kalau di Indonesia? :D


Yang penting buat dicatat kalau dah punya anak... kadang perhitungan keuangan bisa tiba-tiba meleset.

---

Bernegosiasi soal proyek atau pekerjaan bisa kita perhitungkan sebelumnya, berapa untung berapa ruginya. Kalau pekerjaan jauh apa saja yang harus kita keluarkan. Tambahan gaji bisa kita negosiasikan dengan boss. Kalau proyek... tawaran ini itu bisa kita negosiasi dengan si empunya pekerjaan. Kalau pekerjaan kita sedang banyak dan kita perlu waktu untuk keluarga, bisa kita negosiasi juga dengan teman sejawat. Intinya mudah diatur asal sosialisasi kita baik.

Gimana dengan anak?

Mungkin saya salah satu ibu yang tidak melewati detail dengan melihat sendiri perkembangan anak sendiri antara umur 3-5 tahun, karena waktu itu saya sudah di Jerman. Namun dari cerita-cerita Ibu, saya mengikuti perkembangan Bilah. Bilah sudah bisa ini, bisa itu... dia nakal begini..begitu... semuanya cuma laporan dari Ibu saya via telepon. Saya baru menyadari ternyata semua anak hampir sama kelakuan dan perkembangannya dari membaca blog teman-teman yang anak-anaknya lebih kecil dari Bilah.

Saat Bilah sampai di Hamburg.... duhh satu yang saya terlewatkan yaitu hubungan emosional. Saya tahu dia sudah bisa ini, bisa itu,... tapi saat dia diminta untuk itu dia berbuat seperti tak pernah bisa. Kadang sifat pemalunya mengalahkan segalanya dan itu membuat pusing dengan apa yang harus dilakukan. Bernegosiasi dengan anak dengan mendekatkan hubungan emosional yang pernah terputus ternyata tidak cuma perlu memeras otak, tapi juga perasaan, emosi, dan lainnya... Sambil berjalan... sambil saya mencoba kembali mengingat saya sebagai seorang anak dulu, mengingat bagaimana ibu saya mengatasi kenakalan atau keunikan yang saya punyai atau saya lakukan, mengingat emosi saya saat saya masih kanak-kanak.

Berdiplomasi dengan anak ternyata memerlukan kenangan kita sebagai anak, baik kenangan fisik, jiwa, emosi, maupun perasaan kita sebagai anak-anak.

---

Saat mendapat pekerjaan cleaning service di perusahaan percetakan, pekerjaan yang terberat adalah buang sampah kertas. Kadang bisa sampai 2-3 karung plastik besar berisi majalah-majalah yang beratttt... selama 1-2minggu. Itu pun buangnya bisa saya cicil sedikit demi sedikit sesuai kekuatan saat itu.

Sebagai Ibu apakah seberat itu?
Kalau buang sampah bisa dicicil sesuai kemampuan, tapi pekerjaan sebagai ibu pasti tidak bisa dicicil baik secara kuantitas, kualitas, maupun waktu.

Sejak bayi Bilah punya kebiasaan main di malam hari. Hmm bukan malam, tepatnya dini hari mulai dari jam 11 malam hingga jam 4-5 pagi, sehabis adzan subuh baru dia tertidur. Mungkin jam tidurnya salah. Pernah dicoba diusahakan tidak tidur siang hari agar malamnya bisa tidur enak, tapi ternyata tetap saja dia bangun dini hari. Akibatnya setiap hari jam tidur saya juga sehabis subuh sampai jam 9-10 pagi. Karena itu waktu Bilah kecil, saya tidak pernah mau mengajar pagi hari...hihi.. jam tidur.

Pernah satu hari dia sakit agak parah. Seharian hanya mau digendongan saya, tidak mau duduk, tidak mau tidur, maunya digendong sambil jalan-jalan. Walaupun berat tapi tetap saya lakukan, bahkan sempat dalam kantuk, hampir aja kami jatuh di tangga karena dia ingin naik ke lantai atas dan turun lagi ke bawah.

Banyak hal dan banyak pekerjaan... yang seberat apapun, sesulit apapun, semalas apapun harus tetap dilakukan, bahkan kadang tak bisa ditunda nanti-nanti.

---

Saya jadi teringat ibu saya. Dulu pernah saya cerita di modblog, sayangnya tulisan itu hilang dengan hilangnya modblog. Kapan-kapan ditulis lagi deh. Seberat apapun yang dilakukan dan dipikirkan ibu saya, ternyata ibu tidak pernah mengeluh. Bahkan hingga akhir hayatnya beliau masih mengasuh Bilah. Satu keinginannya yang tidak terpenuhi sepanjang hidupnya dan sering dikatakan ke saya adalah jalan-jalan ke Bali :( dan itu saya ingat terus.

Saya yakin banyak cerita ibu-ibu lain yang lebih berat harus ditanggung, yang harus dipikirkan, dan dilakukan. Tapi saya yakin juga pada akhirnya ibu-ibu tidak merasakan seperti yang saya tulis di atas, bahkan tidak terpikirkan bahwa seberat itu pekerjaannya. Bisa jadi tidak merasa bahwa ada hari ibu :D

Sampai saat ini saya salut dan kagum pada satu pekerjaan yaitu sebagai Ibu Rumah Tangga. Sampai saat ini pun saya merasa belum menjadi ibu yang baik, masih belajar terus menjadi ibu mengikuti perkembangan anaknya. Satu hal yang saya pelajari dari Ibu saya adalah:

Waktu sekolah, kuliah, dan bekerja bisa berakhir, tapi waktu menjadi seorang ibu tidak pernah berakhir, 24 jam sehari, 7 hari seminggu, bertahun-tahun sampai akhir hayat.

Happy Mother's Day


Ein schönen Muttertag!!! Wünsch ich dir!!!
(ditulis Bilah di atas kartu bergambar hati warna merah yang diselipkan diantara dua bunga merah dan putih hadiah hari ini untuk ibunya)

Labels: , , ,

Friday, May 11, 2007

Taxi Ramah Lingkungan



Mencari obyek foto yang unik (lagi) di Hamburg


Taxi Ramah Lingkungan ini... sebenarnya ya.. perpaduan antara becak dan bemo lah kalau di Indonesia sih hehe.. Di Hamburg kendaraan beroda tiga yang modelnya seperti bajaj ini dan dikayuh seperti becak ini beredar sebagai taxi di pusat kota saat musim panas. Jumlah penumpang maksimum 2 orang, duduk dibelakang pak supirnya.

Route yang ditempuh tidak terlalu jauh, hanya seputar pusat kota, Rathaus, Binnen Alster, sampai Gänsemarkt, yang sebenarnya dapat juga ditempuh dengan berjalan kaki sekitar setengah jam. Namun banyak juga lho para turis yang mau naik taxi itu... Berapa ongkosnya? Wahh sayangnya belum pernah naik dan... belum pernah juga euy jadi tukang genjotnya hehehe... Info menyusul deh :D

Sekalian nebeng postingan... yang pink foto di bawah ini sepedanya si Bilah. Ibunya juga suka ikutan pinjem... hehehe... Nah foto bawahnya lagi...., dia dah mulai lancar naik sepeda di jalan.

Labels:

Sunday, May 06, 2007

Berdua....

Gak sengaja si Bilah buka-buka album foto kami tahun 2003, saat mereka baru ikut nyusul ke Hamburg. Kami sempat jalan-jalan bertiga ke Pisa, Italia.

Dua foto berikut ini adalah jepretan Bilah saat dia berumur 6 tahun, pakai kamera Canon yang bukan digital dan bukan otomatis. Hasil fotonya cuma saya scan aja, tanpa diedit atau dicrop. Lumayan bagus kan?? Suasananya yang tampak asri ya... Lokasi kedua foto di pelataran Menara Pisa, Juli 2003. Romantis gak gayanya? hihi....


tambahan :
Bilah sebesar ini nih waktu 6 tahun.... Gaya juga kan tuh...

Labels: ,

Wednesday, May 02, 2007

Naik Sepeda yuk...


Memasuki musim panas, udara cerah, temperatur mulai sejuk bahkan hangat... membuat banyak orang asyik bersepeda. Foto di atas kami dapatkan di samping Alster 2 hari lalu saat mengajak jalan-jalan seorang teman dari Bandung dan seorang dari Bremerhaven. Conference Bike itu dapat dikayuh oleh 6 orang dengan salah satunya sebagai pengendaranya (yang pegang setirnya). Sepeda ini dilengkapi dua buah lampu dan tiga buah ban seperti bemo ya... Unik.

Si Cantik juga sudah mulai latihan naik sepeda juga. Sepeda roda dua lho... Sepeda baru dan warna pink lagi.. hihihi.. *cewek banget*. Hebat semangatnya, baru belajar 2 hari.. lumayan udah lancar, udah bisa belok dan putar-putar di halaman belakang rumah, tapi belum berani ngajak ke jalan raya. Minggu depan akan ada ujian buat naik sepeda dengan polisi yang bertugas di sekolahnya. Mungkin karena itu juga, si Bilah semangat latihan. Eh...karena sepedanya cukup tinggi (ukuran 24) sesuai tinggi dia sekarang, tentunya ibunya ya... ikutan pakai lah hihi.. Segar juga beberapa putaran naik sepeda :D

Oh ya, kabar kami sekeluarga... alhamdulillah baik :D Hanya saja beberapa hari ini sibuk berat karena pekerjaan, karena keadaan, karena ada tamu dari Bandung dan menginap di rumah, karena makan di Kedai Hamburg dan tetangganya...., hihi.. yang terakhir itu justru bikin tambah enak.. soalnya tinggal makan dan pulangnya masih dibawain makanan lagi :P Nikmatnya punya tetangga hehe.. Danke ya mbak.

Labels: ,