Menulis Cerita
Menulis cerita tentang kehidupan anak dan keluarga itu ternyata lebih menyenangkan, lebih mudah, dan alur ceritanya pun mengalir, daripada menulis ilmiah. Hehehe.. semoga gak ada yang protes sama pernyataan saya ini :DMembaca banyak cerita teman-teman blog saya, rasanya... semua ibu-ibu berkumpul dan saling cerita pengalaman masing-masing. Kata mas Agus... pengunjung blog saya banyak banget, dan sebagian besar ibu-ibu. Hehehe... saya bilang, gak boleh protes kalau para ibu sekarang rajin menulis :P Dari cerita teman-teman, minimal saya tahu bagaimana pengalaman mendidik anak lebih dari satu, iri mengirinya saudara (cerita mbak Ina di Brisbane), cerita ibu-ibu yang anaknya masih imut-imut, kadang gemes sendiri lihat foto-foto anak-anak kecil (contoh si Zebby yang dipanggil Kriwul di Malaysia ini). Gemesin ya. Belum lagi cerita masalah bahasa anak-anak yang campuran orangtua-nya atau anak-anak yang besar di negara lain yang campur aduk. Benar-benar menarik.
Oh ya mungkin ibu-ibu yang suka ngeblog dan anaknya masih imut-imut alias masih kecil belum pernah mengalami yang satu ini. Suatu hari, kami yang juga suka ngeblog dan menceritakan si Bilah atau memajang fotonya, mendapat protes keras dari Bilah sendiri (9 tahun). "Das ist meine private Leben. Ibu dan Apak gak boleh pasang atau cerita-cerita tentang Bilah tanpa Bilah tahu". Sesaat kami sempat tertegun dan terkejut. Akhirnya kami yang minta maaf. Dari pengalaman itu, kami juga merasa bersalah karena siapapun dan apapun cerita kami tentang orang lain, tentunya harus sepengetahuan yang bersangkutan. Hmmm ternyata dah mulai kritis ya dia.
Jadi pernyataan di paragraf pertama di atas... ternyata memang menceritakan tentang anak dan keluarga itu mudah dan menarik, namun tetap saja kita harus perhatian adanya hak-hak pribadi si kecil yang kita ceritakan. Seperti halnya ... hak paten, hak cipta, dan hak lain dalam riset/penelitian.
Ngomongin penelitian.... kerjaan mensimulasikan dua daerah (eh tiga daerah... karena di gambar 1 daerah yang disimulasikan adalah Sungai Siak - Riau dan gambar ke-2, simulasi daerah Poso dan Buli dilakukan terpisah) berikut ini sedang saya lakukan. Menarik? Pasti nggak ya... hehehe.. Bilah aja sering protes lihat gambar-gambar riset saya yang aneh menurutnya :P
Jadi apa sih yang dikerjakan dengan daerah itu? Saya hanya membuat simulasi sirkulasi air laut dan sungai dan selanjutnya di analisi menurut keperluannya. Untuk daerah Riau, analisis yang ditekankan adalah bagaimana penyebaran transport massa air dan polutan yang keluar dari badan sungai, dibuang ke sungai secara langsung. Seberapa jauh dan seberapa lama hasil buangan itu akan bereaksi dan tersimpan dalam badan air? Hasilnya dapat digunakan untuk berbagai kebijakan di lingkungan Pemda Riau dan lainnya.
Analisis gambar ke-2 yang berlokasi di Poso (Sulawesi Tenggara) dan Buli (Halmahera) penekanannya adalah sesuai permintaan studi di masing-masing lokasi; lokasi mana kira-kira yang paling baik untuk membangun pabrik beserta pelabuhan yang diperuntukan bongkar muat bahan tambang. Paling baik disini tentunya berdasarkan kemungkinan terkecil terjadinya perubahan lingkungan seperti endapan sedimen, hilangnya terumbu karang, dan lain-lain, untuk mengurangi protes penduduk atau pemerhati lingkungan jika perusahaan membangun pabrik di sana. Di sisi ekonomis perusahaan, apakah daerah tersebut terlindung dari gelombang pasang yang tinggi, bagaimana juga kekuatan bangunan pantai dan pabrik di daerah tersebut. Bekerja sama dengan para ahli yang melakukan studi geologi, geofisika dan hidrometeorologi yang juga melihat seberapa besar resiko kemungkinan terjadinya gempa, tsunami, kekeringan/banjir/longsor di daerah tersebut. Pada akhirnya kompilasi studi yang cukup besar untuk menyelesaikan satu pekerjaan ini di 2 lokasi.
--- ||| ---
Nah ... coba dibandingkan membaca yang ditulis dengan huruf hitam biasa (cerita sehari-hari) dan paragraf-paragraf yang ditulis dengan warna hijau (cerita pekerjaan). Lebih menarik dan lebih mudah dimengerti yang mana?