Cerita Ramadhan (3)
Buka Puasa Bersama di Konsulat RI HamburgSetiap Ramadhan pasti tak lepas adanya acara buka puasa bersama... bersama teman, keluarga, atau rekan kerja. Bisa dikatakan dimana saja ada anggota atau keluarga orang muslim pasti ada acara buka puasa bersama ini.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, buka puasa bersama dilanjutkan dengan sholat Isya dan tarawih bersama di konsulat RI Hamburg diadakan setiap hari Jumat dan Sabtu saja. Dilakukan hanya di malam libur, karena kebanyakan orang disini bekerja keesokan paginya dan anak-anak harus ke sekolah. Sebenarnya sama saja seperti di Indonesia, besoknya juga semua orang bekerja dan anak-anak sekolah, toh tarawih bisa dilakukan jamaah setiap malam, kenapa di Hamburg tidak?
Sebenarnya.. mungkin hanya karena alasan teknis, berhubung konsulat RI itu kantor, kalau besoknya dipakai kerja dan sudah harus rapi lagi, setiap malam yang membereskan tikar dan karpet bisa teler juga bongkar pasang dari lantai bawah ke atas. Belum lagi sampah-sampah dan lantai yang harus sudah bersih keesokan harinya, juga meja dan kursi sudah harus tertata rapi. Bisa dibayangkan kalau tiap hari, bisa bikin teler yang kerja ya. Bukan hanya alasan teknis itu saja, bagi kami juga kalau tiap malam ke konsulat bisa-bisa pekerjaan rumah tak terselesaikan. Kalau di Indonesia sebagian besar ada pembantu yang membereskan ini itu, minimal membantu di rumah, maka disini kami harus menyelesaikan sendiri semua tugas rumah tangga, mulai dari belanja, jemput anak, kerja, masak, dan lain-lain. Jadi akhirnya masyarakat Indonesia di Hamburg hanya mengadakan setiap malam libur di akhir pekan.
Acara setiap Jumat dan Sabtu malam ini diawali dengan buka puasa bersama, yang tahun ini sekitar pukul 19 lebih. Makanan kecil ada berbagai macam yang datangnya dari para ibu-ibu sendiri yang dengan sukarela membuat kue untuk semua orang. Terlihat sekali kebersamaan itu disini. Mulai dari yang hanya bisa membuat sepiring pisang goreng, beberapa potong kue, atau sekotak kurma, hingga membuat kolak atau candil sepanci besar. Sunggu luar biasa responnya. Kalau kangen ama kue-kue Indonesia, inilah saatnya menikmati sedikit, sepotong dua potong mengobati rasa kangen :D Oh ya, hari Sabtu tanggal 30 September 2006 itu, saya sempat membuat dan membawa sushi ini. Sederhana dan cepat, namun ternyata penggemarnya cukup banyak, terutama anak-anak.
Selanjutnya dilakukan sholat maghrib bersama dan dilanjutkan dengan makan malam bersama-sama. Kangen masakan Indonesia? Ini juga saatnya... hihi.. mulai dari gule kambing, teri kacang kering pedas, ikan pepes, gudeg ... dan lain-lain. Sungguh suatu kenikmatan tersendiri dengan berbuka puasa bersama. Semua makanan dibawa masing-masing dan gratis dari para ibu dan keluarga Indonesia di Hamburg. Terasa benar rasanya kekeluargaan disini.
Tanpa Sahur
Sayangnya sepulang dari tarawih hari Sabtu malam itu membuat rasa kantuk yang dahsyat buat saya. Akibatnya??? Minggu dini hari terbangun tepat 2 menit sebelum waktu sahur berakhir. Deuhhh... saya cuma minum air putih, sementara mas Agus dan si cantik tidur terus pulas. Herannya lagi saya malahan ikut tidur sampai jam 8.30 pagi. Mungkin capek banget di hari-hari sebelumnya.
Akibatnya.... si cantik kembali minta berbuka saat waktu tengah hari. Duhhh... jadi menyesal sekali saya tidak bisa bangun saat sahur tadi pagi. Kalau kalah hari Minggu ini... rasanya memang kesalahan saya :(
Semoga di hari-hari yang akan datang, hari-hari di bulan Ramadhan yang tersisa ini, kejadian ini tidak terjadi lagi. Insya Allah...
Seperti tahun-tahun sebelumnya, buka puasa bersama dilanjutkan dengan sholat Isya dan tarawih bersama di konsulat RI Hamburg diadakan setiap hari Jumat dan Sabtu saja. Dilakukan hanya di malam libur, karena kebanyakan orang disini bekerja keesokan paginya dan anak-anak harus ke sekolah. Sebenarnya sama saja seperti di Indonesia, besoknya juga semua orang bekerja dan anak-anak sekolah, toh tarawih bisa dilakukan jamaah setiap malam, kenapa di Hamburg tidak?
Sebenarnya.. mungkin hanya karena alasan teknis, berhubung konsulat RI itu kantor, kalau besoknya dipakai kerja dan sudah harus rapi lagi, setiap malam yang membereskan tikar dan karpet bisa teler juga bongkar pasang dari lantai bawah ke atas. Belum lagi sampah-sampah dan lantai yang harus sudah bersih keesokan harinya, juga meja dan kursi sudah harus tertata rapi. Bisa dibayangkan kalau tiap hari, bisa bikin teler yang kerja ya. Bukan hanya alasan teknis itu saja, bagi kami juga kalau tiap malam ke konsulat bisa-bisa pekerjaan rumah tak terselesaikan. Kalau di Indonesia sebagian besar ada pembantu yang membereskan ini itu, minimal membantu di rumah, maka disini kami harus menyelesaikan sendiri semua tugas rumah tangga, mulai dari belanja, jemput anak, kerja, masak, dan lain-lain. Jadi akhirnya masyarakat Indonesia di Hamburg hanya mengadakan setiap malam libur di akhir pekan.
Acara setiap Jumat dan Sabtu malam ini diawali dengan buka puasa bersama, yang tahun ini sekitar pukul 19 lebih. Makanan kecil ada berbagai macam yang datangnya dari para ibu-ibu sendiri yang dengan sukarela membuat kue untuk semua orang. Terlihat sekali kebersamaan itu disini. Mulai dari yang hanya bisa membuat sepiring pisang goreng, beberapa potong kue, atau sekotak kurma, hingga membuat kolak atau candil sepanci besar. Sunggu luar biasa responnya. Kalau kangen ama kue-kue Indonesia, inilah saatnya menikmati sedikit, sepotong dua potong mengobati rasa kangen :D Oh ya, hari Sabtu tanggal 30 September 2006 itu, saya sempat membuat dan membawa sushi ini. Sederhana dan cepat, namun ternyata penggemarnya cukup banyak, terutama anak-anak.
Selanjutnya dilakukan sholat maghrib bersama dan dilanjutkan dengan makan malam bersama-sama. Kangen masakan Indonesia? Ini juga saatnya... hihi.. mulai dari gule kambing, teri kacang kering pedas, ikan pepes, gudeg ... dan lain-lain. Sungguh suatu kenikmatan tersendiri dengan berbuka puasa bersama. Semua makanan dibawa masing-masing dan gratis dari para ibu dan keluarga Indonesia di Hamburg. Terasa benar rasanya kekeluargaan disini.
Tanpa Sahur
Sayangnya sepulang dari tarawih hari Sabtu malam itu membuat rasa kantuk yang dahsyat buat saya. Akibatnya??? Minggu dini hari terbangun tepat 2 menit sebelum waktu sahur berakhir. Deuhhh... saya cuma minum air putih, sementara mas Agus dan si cantik tidur terus pulas. Herannya lagi saya malahan ikut tidur sampai jam 8.30 pagi. Mungkin capek banget di hari-hari sebelumnya.
Akibatnya.... si cantik kembali minta berbuka saat waktu tengah hari. Duhhh... jadi menyesal sekali saya tidak bisa bangun saat sahur tadi pagi. Kalau kalah hari Minggu ini... rasanya memang kesalahan saya :(
Semoga di hari-hari yang akan datang, hari-hari di bulan Ramadhan yang tersisa ini, kejadian ini tidak terjadi lagi. Insya Allah...
10 Comments:
Kalo kami cuma 1 minggu sekali lho mbak...Bu bar di KJRI nya he..he..tiap malam minggu doang.
Terus..cantik udah 2 kali kalah yah puasanya. Yang penting dia udah ikutan puasa lagian kalo di tanah air dia pasti lebih semangat karean semua teman-temannya juga puasa so beda la ama di Hamburg..so kita harus maklum lho.
Selamat berjuang mommyyyyy...!!:X:X:X
Duh kecapean ya mbak... Hayyuuuk si cantik Billah terus semangat .. :)
Waduh untung hr minggu ya Put, jd gak repot ma urusan kantor dan sekolah. Kalo ngerasa hampir kalha..bisa tiduran sambil nuggu waktu buka :)
Mau tak coba sushinya ah..kalo ada waktu sabtu mo bikin..thamks bwt resepnya..kayaknya gampang ya Put ;)
inspiring story... senang baca catatan puasa di negeri orang, sambil bayangin kapan merasakannya sendiri :)
Wah, Mbak Putri pinter bikin sushi. Aku yang sedang tinggal di Jepang malah belum pernah bikin sushi, paling pol onigiri. Kalo pengen sushi milih beli aja, ga terlalu mahal dan jelas enak rasanya..hihihi..ini mah kata orang yang males masak ya.
wah nikmat sekali ya, orang perantauan berkumpul dengan orang2 sekampungnya, terus pake acara makan2. kapan yah saya yah numpang makan di negeri orang.
SuSE eh sushi nya kirimin dunk ;) Tukeran sama madu Sumbawa :P
aku dulu hobi banget ke bu-bar pengajian Stuttgart seminggu sekali. dibela2in deh naik kereta 50 menit dari Reutlingen. lumayan, perbaikan gizi :D
he..he... jaga terus pandangannya ya mbak putri, tapi ada yang aneh ya..., dengan tidak menjaga pandangan malah menyadarkan orang ya mbak... buktinya orang yang ciumannya lari ha...ha...
Post a Comment
<< Home