Rambut Panjang
Begitulah setiap pagi ibu saya harus mengepang rambut saya yang panjang dan tebal. Untungnya lurus, sehingga gak pakai kusut. Itu pun hampir tiap pagi ibu mengomel karena menghabiskan waktu juga sebelum berangkat ke sekolah. Mana rumah saya jauh dari sekolah, perlu waktu hampir 30 menit dengan mobil. Ibu bilang, dengan rambut panjang saya justru tidak konsentrasi belajar, kepala jadi berat, belum lagi perawatan yang ekstra. Walaupun sering mengomel, tapi ibu juga yang dulu suka merawat rambut saya pakai santan, atau lidah buaya, katanya agar rambut indah. Memang indah itu perlu repot mungkin ya hihi.. Begitulah... akhirnya masuk kelas 1 SMP saya potong pendek aja rambut yang sudah panjang lebih dari sepinggang.
Ternyata ada betulnya juga kata-kata ibu... sekali lagi ini bukan teori ya... pengalaman aja... setelah rambut dipotong pendek, mulai SMP prestasi di sekolah meningkat, bahkan sempat dapat juara ke-3 satu SMP itu yang pararel kelasnya sampai 10 kelas. Walaupun cuma juara ke-3, banyak guru-guru SD saya sampai heran dan tidak percaya kalau saya bisa juara di SMP yang ngetop di kota Jombang itu hihi... Nah, tapi kenyataan hehe.. dan saya bukan orang yang ngetop yang dikenal guru saat itu. Tapi ternyata hal ini tidak terjadi ama si cantik, karena prestasinya tetap aja nomor 1 di sekolahnya... hehehe.. emang pinter bawaan kali ya, beda ama ibunya hihiihi...
Kembali ke cerita rambut panjang dan Bilah, sejak kelas 2 SD Bilah pun ingin punya rambut panjang. Saya jadi ingat masa kecil hehe... jadi awalnya saya perbolehkan dia memeliharanya. Ternyata.... muncul masalah... kutu rambut. Gak kebayang awalnya bahwa ada kutu rambut menyerang di Jerman. Tapi nyata... awal sampai akhir musim panas adalah masanya banyak kutu-kutuan termasuk kutu rambut. Tanpa ada alasan lagi.. saya suruh si cantik potong rambut sampai pendek agar mudah membersihkannya. Obat kutu yang di jual di Jerman ternyata kurang ampuh ... akhirnya saya minta beberapa orang yang datang ke Hamburg buat bawa Peditox khusus dari Indonesia dan... ampuhhh... :D
Namun ternyata ada faktor psikologis lain yang terjadi ama si cantik ini. Malam setelah rambutnya dipotong... nangissss... sejadi-jadinya. Marah ... ama ibunya, protes kenapa rambutnya dipotong. Walaupun udah saya bilang karena kutuan, dia tetap aja marah. Hmm... ya memang rasanya gak adil ya.. ( Ingat diri sendiri yang pengin rambut panjang :P )
Setelah 9 tahun, Bilah mulai memelihara rambutnya lagi. Tetap dengan ancaman kalau kena kutu rambut... harus potong lagi hehe... Setahun berlalu melalui musim panas 2006 tanpa kutu.... bahkan persediaan peditox masih ada utuh 3 botol hahaha... Foto diatas saat kunjungan Ophi kemarin, rambutnya udah se dada. Timbul masalah lain lagi.... ketombe. Rambutnya panjang dan tebal (duhh kok sama...), bedanya rambutnya ikal, membuat susah menanganinya. Keramasnya perlu di salon.. tapi kalau ke salon terus ya.. ya..ya.. hehehe.. Selain itu... kusut .. aduh.. pokoknya ribut deh tiap pagi kalau mau ke sekolah ( diprotes ama sang bapak, ibunya gak boleh marah karena dulu juga suka ngributin ibunya sebelum berangkat ke sekolah hehehehe... *kena lagi deh* )
Hari Selasa lalu, sepulang check up ke dokter mata, tiba-tiba dia minta ke salon, merapikan rambutnya agar mudah dirawat dan gak kusut. Lho? Sempat heran, tapi ya saya senang aja. Mau masuk ke salon, dia pegang tangan saya, ragu-ragu. Ya udah kalau ragu, gak usah aja... kata saya. Tapi Bilah masih pengin ke salon. Masuklah kami ke salon di Grindelhof... Saya bilang," Ibu gak mau bilang apa-apa ke tukang potongnya ya. Bilah tentukan sendiri seberapa mau dipotong". Pengalaman dulu dia nangis menyesali rambutnya dipotong malah marah ke saya. Dikeramasin... potong... saya cuma perhatikan dari jauh dari tempat menunggu di salon itu.
Sambil jalan pulang... dia melihat rambutnya di kaca toko yang kami lalui. "Kok pendek ya?" dia mulai gelisah. "Ah.. cuma 2cm lah dipotong, gak kelihatan berubah", kata saya.. Nah tapi ternyata psikologisnya besar juga ke Bilah sendiri. Sampai di halte Veddel, dia minta pakai kaputze (penutup kepala di jaket)...lhaa.. gak hujan gak angin gak mendung, masak pakai kaputze, kan kayak apa sih... , mulai deh ibunya marah hehe.. Dari halte ke rumah dia lari, gak mau ketemu teman yang dikenalnya. Ck..ck.. kata saya, "Siapa sih yang perhatiin?". Dan... malamnya terulang lagi.. si cantik ini menangisss.... karena menyesali rambutnya dipotong hehehe... Heran kan?
Pagi-pagi mau berangkat sekolah, Nathalie datang menjemput. Mulai Bilah gelisah karena rambutnya baru. Malu-malu, dengan senyum-senyum dia menemui Nathalie, eh... si Nathalie gak komentar apa-apa hahaha.. saya bilang "Tuh kan GR, gak kelihatan juga berubah".
Sorenya, saya nanya.. apa ada dikelas yang berkomentar rambutnya dipotong? Jawabnya... "Ternyata gak ada yang tahu kalau rambut Bilah dipotong ya, Bu"
Hehehehe.. begitulah si cantik ini kalau mengalami sesuatu yang berubah pada diri dan lingkungannya. Mungkin juga mulai memasuki masa puber?? Duhh... kok cepat waktu berlalu ya...?
Labels: Bilah, Kenangan, psikologis